Minggu, 17 Agustus 2014
Hari ini menjadi hari terakhir saya menjelajah di Malaysia. Rencana awal saya akan kembali ke Dumai pada tanggal 20 Agustus. Namun karena ada suatu urusan, saya harus pulang lebih cepat. Seusai sholat subuh saya langsung berkemas dan check-out dari guest house. Saya menyusuri jalan yang masih sepi dan gelap menuju pelabuhan Malaka yang jaraknya tak sampai 2 km dari guest house. Saat tiba di depan pelabuhan saya berjumpa dengan petugas keamanan dan beliau memberi tahu bahwa loket ferry belum buka. Sedangkan ferry Indomal Express tujuan Dumai berangkat pada pukul 10:00 waktu Malaysia (9:00 WIB).
Malaka
Daripada menunggu lama di pelabuhan, saya pun memanfaatkan waktu untuk mencari sarapan sambil berkeliling kota Malaka. Seperti hari-hari sebelumnya, nasi lemsak menjadi santapan rutin setiap pagi. Seusai sarapan saya kembali mengayuh sepeda menuju Porta de Santiago, yang merupakan salah satu dari empat pintu masuk ke Kota A Famosa. A Famosa sendiri merupakan benteng yang dibangun Portugis untuk menahan serangan musuh. Belanda juga sempat menggunakan kota pertahanan ini, hingga akhirnya dihancurkan oleh Inggris. Porta de Santiago menjadi satu-satunya bagian benteng yang masih tersisa sampai sekarang.
berkeliling Kota Malaka
Porta de Santiago
Di sebelah utara Porta de Santiago terdapat replika Istana Kesultanan Malaka. Bangunan yang berfungsi sebagai musium ini merupakan replika istana yang dibangun pada masa pemerintahan Sultan Manshur Shah (1456 - 1477). Saya tak sempat memasuki replika istana ini dan hanya melihat-lihat bagian luar bangunan saja. Di sebalah barat laut atau belakang Porta de Santiago terdapat Bukit Malaka atau juga dikenal St.Paul's Hill. Di atas bukit ini terdapat sisa reruntuhan gereja St. Paul dan kuburan Belanda.
replika Istana Kesultanan Malaka
Kubur Belanda
St.Paul's Hill
Sedangkan di depan Porta de Santiago terdapat gedung Proclamation of Independence Memorial (Memorial Pengisytiharan Kemerdekaan). Gedung ini menyimpan benda-benda yang berkaitan dengan perjuangan untuk mencapai kemerdekaan Malaysia. Mengingat hari semakin siang, saya pun bergegas kembali menuju ke pelabuhan. Sekitar 5 menit mengayuh saya sudah tiba di pelabuhan dan langsung melaporkan tiket ke loket Indomal Express. Saya harus membayar bording pass RM 20 untuk memasuki pelabuhan. Beruntung sepeda beserta barang bawaan saya tidak ditimbang dan tidak perlu membayar biaya bagasi.
Proclamation of Independence Memorial
Pelabuhan Malaka
Saya langsung menuju dermaga setelah paspor dan tiket diperiksa oleh petugas imigrasi. Tidak sengaja saya berjumpa dengan pak Ali Mudasir, seorang menejer di tempat saya bekerja. Beliau juga akan pulang ke Dumai setelah berlibur bersama keluarganya dan sempat memantau perjalanan saya melalui facebook. Sebelum kapal berangkat, saya sempatkan untuk menelfon dan berpamitan kepada kawan-kawan yang telah banyak memberi bantuan selama perjalanan di Malaysia.
menuju dermaga
sepeda sudah naik di atas ferry
Jumlah penumpang yang naik ferry hari ini tidak begitu banyak, terlihat dari banyaknya kursi yang kosong dan di dek atas yang menjadi tempat bagasi masih lapang. Sesaat setelah saya duduk di kursi penumpang, kru kapal datang membagikan sebungkus makanan ringan kepada para penumpang. Banyaknya kursi yang kosong dimanfaatkan kru kapal sebagai tempat tidur. Pada pukul 10:00 (9:00 WIB), kapal mulai perlahan meninggalkan dermaga dan menuju muara Sungai Malaka. Tak banyak yang bisa saya lakukan dari dalam kapal selain hanya melihat perairan Selat Malaka melalui jendela kapal.
dek atas untuk tempat bagasi
kru kapal tidur di kursi yang kosong
Setelah lebih setengah jam kapal menyeberangi Selat Malaka, saya pun beranjak dari tempat duduk dan naik ke dek atas. Cukup kencang terpaan angin di atas kapal dan terlihat beberapa penumpang tampak menikmatinya. Hari ini bertepatan dengan Hari Kemerdekaan Republik Indonesia 17 Agustus 1945. Dengan bangga saya mulai membuka bendera merah putih dan mengikatnya pada pagar dek kapal. Saya hanya bisa memperingati Hari Kemerdekaan di atas kapal ini saja, setelah pada tahun-tahun sebelumnya selalu mengikuti upacara bendera.
bangga membentangkan Sang Merah Putih
memperingati Hari Kemerdekaan di atas ferry
Pada pukul 11:00 WIB, kapal mulai memasuki perairan Selat Rupat. Dan pada pukul 11:30, kapal sudah bersandar di dermaga pelabuhan Dumai. Saya membawa turun sendiri 4 tas pannier, sementara kru kapal membantu menurunkan sepeda saya. Setelah turun semua, saya langsung menuju pintu kedatangan internasional. Sebelum keluar pelabuhan, petugas imigrasi akan memeriksa paspor dan petugas pelabuhan memeriksa barang bawaan saya.
perairan Selat Rupat
kapal merapat di dermaga
kru kapal menurunkan sepeda
Tak menyangka, Hamdi telah menunggu saya di luar pintu kedatangan. Hamdi mengiringi saya dari pelabuhan sampai tiba di rumah dengan vespa birunya. Saya tiba di rumah pada pukul 12:40 WIB. Tidak terasa perjalanan selama 12 hari Kayuhan Kemerdekaan telah saya lalui. Banyak pelajaran yang saya dapatkan dalam perjalanan ini, dan semoga saya bisa mengambi hikmah pada pengalaman tersebut. Saya mengucapkan terimakasih kepada semua rekan-rekan yang telah membantu, mendukung dan mendo'akan saya, sehingga perjalanan ini menjadi lancar.
BERAKHIR.
Hamdi mengiringi perjalanan pulang
tiba di rumah
BERAKHIR.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar