Perjalanan ini merupakan salah satu cara saya mewujudkan keinginan untuk menjelajahi beberapa daerah di negara tetangga dan mengetahui langsung keadaan negara tersebut, serta menjalin persahabatan dengan negara yang serumpun dengan Indonesia itu. Dan sepeda merupakan sarana yang murah dan mudah karena tidak memerlukan perijinan khusus untuk memasuki wilayah negara lain. Meskipun tidak mempunyai pengalaman bersepeda jarak jauh saya mencoba merealisasikan keinginan saya ini dengan berbekal kebiasaan bersepeda yang rutin saya lakukan.
Fathin Afif, seorang bikepacker dari Padang yang pernah singgah dua kali di Dumai pada Januari 2014 juga telah menginspirasi saya. Afif mempunyai banyak pengalaman dalam kegiatan touring sepeda menjelajah beberapa wilayah Indonesia. Melalui perjalanan yang bertema Kayuhan Serumpun, dia telah menjelajah beberapa wilayah di Malaysia dan Singapura. Banyak informasi yang saya dapatkan dari pengalaman Afif ini, dan dari dia juga lah saya mengenal para bikepacker di negeri seberang.
Afif saat singgah di Dumai
Saya pun mulai merencanakan perjalanan ini dan teman saya, Hamdi Anshori juga tertarik untuk melakukan perjalanan serupa. Awalnya kami berencana akan melakukan perjalanan bersama-sama pada bulan Mei. Namun karena sibuknya pekerjaan yang saya alami, akhirnya Hamdi berangkat ke Malaysia seorang diri. Perjalanan panjangnya dari Klang ke Malaka hingga kembali ke Dumai selama 5 hari, telah menjadi pengalaman yang bisa saya gunakan sebagai acuan.
Hamdi saat berada di Port Dickson, Negeri Sembilan
Rencananya saya akan menggunakan sebuah sepeda yang dibeli pada September 2008 di dekat pelabuhan Dumai. Saya tidak tahu apa merk sepeda bekas ini karena pada saat saya beli sudah dicat ulang. Saya pun mulai memperbaiki dan mengganti bagian-bagian yang kurang layak untuk mencegah terjadinya kerusakan di perjalanan nantinya. Saya juga menambahkan beberapa perlengkapan tambahan seperti spakbor, tempat botol minum, odometer, lampu, serta rak untuk meletakkan tas.
mempersiapkan sepeda yang akan dipakai
Rak depan dan belakang saya modifikasi dengan menambahkan material yang diperoleh dari tempat saya kerja, sehingga bisa digunakan untuk meletakkan tas. Untuk tasnya sendiri, saya membawa dua pasang pannier bag. Satu pasang pannier saya beli di Eager saat berada Semarang dan satu pasang lagi saya buat sendiri bersama Hamdi.
memodifikasi rak belakang
membuat pannier ba
Saya juga mempersiapkan perijinan seperti paspor dan surat ijin ke luar negeri dari perusahaan tempat saya bekerja. Surat ijin ini saya peroleh setelah permohonan cuti saya disetujui meski mundur dari tanggal yang saya ijinkan dan saya mendapatkan ijin cuti selama 15 hari, 6 - 20 Agustus 2014. Momen peringatan hari kemerdekaan yang jatuh pada bulan Agustus inilah yang saya gunakan sebagai tema perjalanan saya kali ini yaitu "Kayuhan Kemerdekaan". Awalnya saya berencana bersepeda menjelajah sebagian wilayah Malaysia dan Singapura yang memperingati hari kemerdekaan pada bulan Agustus juga. Namun menurut info rekan-rekan di Malaysia tentang kesulitan di Imigrasi Singapura, akhirnya saya membatalkan kunjungan ke sana.
dua negara yang rencananya saya kunjungi tetapi batal
Menjelang hari keberangkatan saya mulai mempersiapkan segala perlengkapan yang akan saya bawa, mempelajari rute yang akan dilalui, serta menginfokan kepastian keberangkatan saya kepada rekan-rekan di Malaysia dan meminta ijin kepada keluarga. Selain itu juga saya siapkan tiket kapal pulang-pergi yang hanya seharga Rp560.000,-, yang mana tiket pulangnya bebas digunakan hingga 60 hari sejak pembelian dan bebas digunakan di 3 pelabuhan yaitu Port Klang, Port Dickson dan Malaka.
loket pembelian tiket kapal ferry
Saya mempersiapkan itu semua hingga malam sebelum hari keberangkatan tiba.
sudah siap untuk berangkat
BERSAMBUNG...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar