Kamis, 12 Juli 2012

Membelah Daratan Riau Ke Kota Jalur (Bagian 1)

   Liburan akhir pekan awal Januari 2012 kemarin saya isi dengan riding ke Taluk Kuantan, ibukota kabupaten Kuantan Singingi provinsi Riau. Perjalanan ke Taluk Kuantan  atau kota yang berjuluk “Kota Jalur” (jalur = perahu panjang dari kayu gelondongan) ini selain untuk mengenal seluk beluk kota ini, juga untuk menyaksikan klub sepakbola kebanggaan masyarakat Riau, PSPS Pekanbaru yang akan menjamu Mitra KuKar Kutai Kartanegara di Kuansing Sport Centre sabtu sore (7/1) dalam lanjutan kompetisi Indonesia Super League
Setelah mendapat surat ijin jalan dari atasan, jum’at malam (6/1) saya langsung mempersiapkan segala sesuatu yang dibutuhkan untuk perjalanan hari sabtu. Saya juga sengaja menyiapkan bensin cadangan yang saya kemas dalam botol untuk cadangan jika dalam perjalanan tidak menemui SPBU ataupun bensin eceran.
persiapan usai subuh
    Sabtu pagi seusai sholat subuh sekitar pukul 5.30, saya memulai perjalanan menuju kota Duri, Kab.Bengkalis. Dengan pertimbangan kondisi fisik jalan, saya memilih rute ke kota Duri via Bukit Timah dibanding via Bagan Besar. Saya memacu sepeda motor dengan kecepatan tak lebih dari 50 km/jam mengingat kondisi jalan masih gelap dan berdebu. Setelah melewati perbatasan Dumai – RoHil, saya menambah laju kendaraan hingga sampai di Simpang Batang, Kab.RoHil. Dari Simpang Batang ke Duri sesekali menemui angkutan penumpang dan bus antar kota yang sudah mulai beroperasi.

menjelang matahari terbit
jalan menuju Simpang Batang
peta perjalanan Dumai-Taluk Kuantan
Memasuki kota Duri, lalu lintas sangat padat karena bertepatan dengan jam masuk sekolah dan jam masuk kerja, yang memaksa saya untuk memperlambat laju kendaraan. Setelah berhasil keluar dari padatnya jalan kota Duri, saya melanjutkan perjalanan ke kota Kandis dan Minas, Kab.Siak. Sesampainya di Kandis saya istirahat sebentar di SPBU sambil menambah isi tanki bahan bakar. Antrian pengisian bahan bakar cukup panjang pagi itu, setahu saya SPBU ini satu-satunya di pusat kota Kandis.
           Setelah cukup beristirahat, saya melanjutkan perjalanan menuju Minas. Melewati jalur Kandis - Minas harus ekstra berhati-hati karena jalannya babyak belokan, tanjakan dan turunan yang cukup curam. Selain itu juga harus mewaspadai kondisi lalu lintas di jalur ini, karena sering melintas kendaraan-kendaraan eksplorasi dan truk-truk bermuatan kayu gelondongan. Saat melewati sebuah turunan, tiba-tiba barang yang saya taruh di sebelah belakang sepeda motor terhempas karena kondisi jalan yang bergelombang. Sempat tergelincir di pinggir jalan saat berusaha mengurangi kecepatan dan kesulitan mengendalikan kendaraan di jalan turunan. Meski rawan kecelakaan, namun jalur ini juga menyuguhkan pemandangan yang menarik. Sebelah kanan dan kiri jalan terhampar luas perkebunan kelapa sawit dan wilayah eksplorasi PT Chevron Pasific Indonesia.
jembatan Siak III, salah satu gerbang memasuki pusat kota Pekanbaru
           Kurang dari satu jam setelah melewati Minas, sekitar jam 10.00 saya memasuki kawasan Rumbai dan menjumpai Stadion Kaharuddin Nasution yang sedang direnovasi, serta melintas di atas jembatan Siak III yang baru diresmikan. Memasuki pusat kota Pekanbaru, saya mulai mengurangi laju sepeda motor mengingat padatnya lalu lintas di ibukota provinsi ini. Kemacetan mulai ditemui saat melintasi proyek pembangunan flyover di Jln.Jend.Soedirman dari simpang Jln.Tuanku Tambusai hingga simpang Jln.Imam Munandar. Setelah memasuki Jln.Kaharuddin Nasution, lalu lintas mulai lancar dan saya melanjutkan perjalanan keluar dari kota Pekanbaru menuju Lipat Kain, Kab.Kampar.
              Lalu lintas di jalan menuju Lipat Kain Relatif Sepi dan tidak banyak belokan. Hanya sesekali menemui bus antarkota dan mobil pribadi yang melintas, mengingat jalan ini merupakan penghubung kota Pekanbaru dengan jalur lintas tengah. Sekitar jam 12.00, saya memasuki Lipat Kain dan langsung melanjutkan perjalanan ke Taluk Kuantan, ibukota Kab.Kuantan Singingi (KuanSing).
            Tak lama setelah meninggalkan kota Lipat Kain, saya memasuki wilayah kabupaten KuanSing. Untuk menuju ke Taluk Kuantan, saya harus melewati kawasan hutan dan perbukitan. Tanjakan, turunan dan belokan tajam banyak dijumpai di jalur ini. Meski demikian perjalanan tetap terasa nyaman karena kondisi jalan yang mulus dan pemandangan bentang alam yang indah sepanjang jalan.
           Karena tidak menemui SPBU sepanjang jalan setelah memasuki KuanSing sementara premium di tanki hampir habis, akhirnya saya putuskan untuk mengisinya dengan premium cadangan yang sengaja saya bawa dalam botol. Sisa premium ini cukup untuk digunakan sebagai cadangan dalam perjalanan sambil mencari SPBU. Sekitar jam 12.45, akhirnya saya menemui SPBU. Lokasinya sekitar 50km sebelum kota Taluk Kuantan. Kesemkpatan ini saya manfaatkan untuk mengisi penuh tanki motor dan botol cadangan, serta beristirahat sejenak dan sholat di mushola SPBU. Tak sengaja di SPBU tersebut, saya berjumpa dengan dua anak dari Padang yang juga sedang beristirahat. Ternyata mereka sedang melakukan perjalanan keliling Pulau Sumatera dengan mengendarai motor bebek berboncengan. Setelah saling tukar informasi dan sempat juga saling tukar nomor handphone, kami melanjutkan perjalanan ke arah yang berbeda. Mereka menuju ke utara sedangkan saya ke selatan.
gapura memasuki kota Taluk Kuantan
                Kurang dari satu jam saya memasuki Taluk Kuantan dan saya langsung menuju ke Stadion Sport Centre lang letaknya sebelum pusat kota. Setelah membeli tiket pertandingan PSPS Pekanbaru vs Mitra Kukar seharga 50 ribu untuk tribun barat, saya langsung memasuki bangku penonton dengan mengenakan atribut pendukung ti PSPS dan kondisi cuaca saat itu sedang gerimis.
persiapan sebelum pertandingan babak pertama
              Pukul 15:30, pemain kedua kesebelasan mulai memasuki lapangan pertandingan. Seopanjang babak pertama, kedua tim bergantian menyerang. Hingga akhir babak pertama PSPS unggul 2:1 atas tim bertabur bintang Mitra Kukar, meski hanya bermain 10 orang setelah dikartumerahnya Zainal Arif. Kedua gol PSPS masing-masing dicetak oleh Herman Dzumafo dan Patrice Nzekou, sementara satu gol Mitra Kukar dicetak oleh Jajang Mulyana. Bermain di bawah tekanan babak kedua, PSPS malahan berhasil menambah gol melalui eksekusi pinalti Dzumafo. Skor akhir 3:1 untuk kemenangan PSPS.
salah satu sudut lapangan stadion Sport Centre
tribun barat stadion
locker room tim tamu, Mitra Kukar
                Seusai pertandingan saya mencoba masuk ke lapangan untuk sedikit mengabadikan bagian dalam stadion, melihat locker room pemain dan bertemu dengan  pemain PSPS. Sempat juga berfoto bersama pencetak dua gol PSPS, Herman Dzumafo.
penjaga gawang PSPS, Fance Hariyanto
pemain asal Togo, Ali Khadafi bersiap kembali ke Pekanbaru usai pertandingan
bek asal KorSel, Park Chul-hyung
berfoto bersama pencetak 2 gol bagi PSPS, Herman Dzumafo
                Sekitar jam 6 sore saya menuju ke pusat kote untuk mencari penginapan. Setelah sebentar mencari akhirnya saya putuskan untuk menginap di sebuah wisma di Jln.Proklamasi. Pukul 20:30 saya coba untuk berkeliling dalam kota sambil mencari makan malam. Karena sudah larut malam sementara besok paginya harus kembali ke Pekanbaru, saya putuskan untuk kembali ke wisma dan istirahat

          

*BERSAMBUNG......

Tidak ada komentar:

Posting Komentar