Senin, 17 September 2012

Solo Riding Dumai-Cepu-Dumai "Not So Far" #3

#3 : Dari Indragiri Hingga Ampera Menyambut

Minggu, 13 Mei 2012
SPBU tempat saya menginap di Sorek
     Minggu pagi saya bangun lebih awal. Tampak beberapa sopir pick-up lelap tertidur di beberapa sisi mushola SPBU. Seusai cuci muka dan sholat subuh saya mulai bersiap-siap untuk melanjutkan perjalanan. Target perjalanan kali ini adalah harus sudah sampai kota Palembang pada minggu malam. Sempat mengisi tanki premium dan jirigen cadangan (Rp.12.000,-) di SPBU tersebut. Setelah semuanya siap, saya memulai perjalanan pukul 05:30.

jalan lurus berkabut
   Jalanan masih sepi pagi itu dan cuaca cukup dingin mengingat hujan deras pada malam sebelumnya.. Jalanan lurus berkabut pun cukup mudah dilewati, meski kondisinya naik turun. Sekitar pukul 06:30, saya memasuki kawasan Ukui yang berada sebelum perbatasan kabupaten Pelalawan dan kabupaten Indragiri Hulu. Saya sempat berhenti di daerah tersebut untuk sedikit meregangkan otot yang tegang karena dinginnya cuaca pagi itu.
kawasan Ukui, Pelalawan
     Tak lama setelah melewati perbatasan, saya menjumpai dan melintas di atas jembatan Sungai Indragiri  atau Sungai Kuantan. Kemudian saya memasuki pusat kota Rengat Barat yang ditandai dengan adanya tugu ikan patin di tengah sebuah perempatan jalan. Karena terlalu sibuk memperhatikan tugu tersebut dan tidak memperhatikan papan penunjuk arah saya sempat salah jalan menuju ke kota Rengat. Setelah sadar salah jalan, saya kembali memutar arah menuju perempatan tadi dan berbelok ke arah Jambi sesuai papan penunjuk jalan.
tugu ikan patin
     Tak lama setelah meninggalkan kota Rengat Barat saya mulai menjumpai jalan rusak. Jalan bergelombang, berlubang, genangan air dan lumpur seakan menjadi tantangan pagi itu. Bahkan ada juga yang  terpaksa dilakukan sistem buka tutup jalan, karena kondisi jalan tidak bisa dilewati secara berlawanan. Sekitar pukul 09:45 saya istirahat sejenak  dan sarapan di sebuah kedai pinggir jalan, daerah Seberida.
jalan rusak
     Setelah selesai sarapan, saya melanjutkan perjalanan dengan jalan yang masih berbatu tidak rata hingga memasuki kabupaten Indragiri Hilir. Jalanan mulus dan rata baru saya jumpai beberapa kilometer sebelum perbatasan antara provinsi Riau dan provinsi Jambi. Sesampainya di tugu perbatasan saya berhenti untuk mengisi penuh tanki dengan premium cadangan yang saya bawa.
tugu perbatasan provinsi Jambi
     Pukul 10:15 saya kembali melanjutkan perjalanan menyusuri jalan lintas timur provinsi Jambi. Meski daerahnya perbukitan dan banyak belokan tajam namun kondisi fisik jalannya  cukup bagus dan mulus, serta lalulintas tidak terlalu padat. Di sepanjang sisi jalan membentang hutan yang sangat luas diselingi perkebunan kelapa sawit yang tampak hijau.
jalan menanjak
turunan dan belokan tajam
     Sekitar pukul 12:45 saya memasuki kota Merlung, salah satu kota yang menghubungkan jalan lintas timur dengan kota Muara Bungo di lintas tengah. Saya menjumpai sebuah patung pejuang di tengah sebuah pertigaan pusat kota Merlung. Hanya di dalam kota saja kondisi jalan kurang bagus. Setelah keluar meninggalkan kota Merlung jalan mulus dijumpai kembali seperti jalan sebelum masuk kota Merlung yang berliku-liku dan naik turun, dengan dominasi perkebunan kelapa sawit di sepanjang sisi jalan.
pusat kota Merlung
jalan utama kota Sengeti
     Lalu lintas mulai terlihat padat saat memasuki kota Sengeti, Kabupaten Muaro Jambi. Setelah melewati jembatan sungai Batanghari, saya berbelok menuju pusat Kota Jambi, ibukota provinsi Jambi sekitar pukul 14:00. Sempat berputar-putar di jalan pusat kota karena tak tahu arah dan tak ada petunjuk jalan ke luar pusat kota. Akhirnya saya putuskan untuk singgah di sebuah SPBU untuk istirahat dan mengisi penuh tanki premium dan jirigen cadangan (Rp.30.000,-).
Selamat Datang Di Kota Jambi
melintas di jembatan sungai Batanghari
salah satu ruas jalan di Kota Jambi
lalulintas padat di depan Jamtos
     Setelah sedikit meregangkan otot badan, saya kembali melanjutkan mencari jalan ke luar Kota Jambi. Akhirnya saya kembali menemukan jalan lintas dengan kondisi jalan yang bergelombang dan berdebu. Lalu lintas didominasi bus penumpang dan truk-truk besar, sehingga saya harus hati-hati dan memperlambat laju kendaraan. Lalu lintas mulai lancar saat mulai meninggalkan Kota Jambi. Pukul 15:00, saya singgah di sebuah warung makan dan memesan seporsi nasi lauk ikan laut.
jalan keluar dari Kota Jambi
makan siang yang sederhana
     Seusai makan saya kembali menyusuri jalan lintas Jambi - Palembang. Sekitar pukul 16:15 saya sampai di perbatasan provinsi Jambi - Sumatera Selatan dan berfoto sebentar di sana. Saat menjumpai sebuah SPBU, saya singgah untuk istirahat dan sholat ashar di sana. Usai sholat saya sempat berbincang dengan seorang sopir truk di depan mushola. Dengan dialek khas Sumatera Selatan, sopir tersebut memberikan informasi mengenai kondisi jalan dan jarak tempuh menuju ke Palembang.
memasuki provinsi Sumatera Selatan
     Setelah berterima kasih dan berpisah dengan sopir tersebut, saya bergegas untuk kembali melanjutkan perjalanan mengingat waktu sudah semakin sore. Kondisi fisik jalan yang bagus dan mulus membuat saya lebih leluasa untuk mengatur dan menambah kecepatan. Hari semakin gelap hingga tiba waktu magrib. Saya kembali berhenti di sebuah SPBU di kota Sungai Lilin, kabupaten Musi Banyuasin untuk sholat dan isi premium pada pukul 18:30. Ternyata di SPBU tersebut telah kehabisan premium dan saya putuskan untuk mengisi tanki dengan premium cadangan. Saya sempat menghubungi teman saya yang bekerja di Palembang  (Khoirudin) dan  memberitahu bahwa saya akan melintas di kota Palembang.
jalan mulus, lebih leluasa mendahului truk
hari mulai gelap
     Saya kembali melanjutkan perjalanan menyusuri jalanan yang sebagian telah dilengkapi penerangan jalan. Lalu lintas petang itu tidak terlalu sepi karena sesekali menjumpai dan berpapasan dengan mobil-mobil pribadi dan truk-truk besar. Terkadang saya juga mengikuti rombongan mobil pribadi saat melewati jalan yang gelap dan sepi. Saya terus melaju melewati kabupaten Banyuasin tanpa berhenti hingga kota Palembang, ibukota provinsi Sumatera Selatan.
mengikuti rombongan mobil
memasuki kota Palembang
     Akhirnya saya memasuki kota Palembang sekitar pukul 21:15 dan mulai memperlambat laju sepeda motor. Ini merupakan kali kedua saya memasuki kota Palembang. Sebelumnya pada bulan Juli 2010 saya masuk kota Palembang untuk pertama kalinya melalui jalur udara. Tak lama menyusuri jalanan kota, akhirnya saya sampai dan melintas di atas Jembatan Ampera. Sesampainya di seberang saya belok ke arah Plaju dan menelphon salah satu kawan saya (Iwan) yang tinggal di Palembang. Iwan menawari saya untuk menginap dirumahnya daerah Sekip dan saya harus menjumpainya di Jl. Jend. Basuki Rahmat sebelah markas Polda SumSel. Saya pun langsung memutar arah dan kembali melintasi Jembatan Ampera.
salah satu ruas jalan utama kota Palembang
melintas di Jembatan Ampera
     Sempat berputar-putar di pusat kota Palembang karena salah jalan hingga akhirnya menemukan posisi yang ditunjukkan. Setelah beberapa saat saya menunggu di sana, akhirnya Iwan datang menghampiri. Dia cukup heran dan menganggap saya telah melakukan perjalanan gila.  Saat dia menawari untuk langsung ke rumah, saya mengajak untuk makan malam dulu sebab saya belum ada makan nasi sejak dari Kota Jambi. Setelah saya selesai makan, kami langsung menuju ke rumahnya. Di rumah, Iwan hanya tinggal bersama adik-adiknya, sementara kedua orang tuannya bekerja di kampung halamannya Saat berada di rumahnya, datang lagi seorang kawan saya (Sandi) yang tinggal di Kertapati bersama temannya. Setelah sedikit bercerita kami langsung beristirahat di tempat yang telah Iwan sediakan.
Polda SumSel dilihat dari flyover


#BERSAMBUNG....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar