Sabtu, 15 September 2012

Solo Riding Dumai-Cepu-Dumai "Not So Far" #2

#2 : Perjalanan Dimulai 

bersiap memulai perjalanan
Sabtu, 12 Mei 2012
     Sabtu pagi saya agak terlambat bangun, mungkin karena istirahat terlalu malam. Rencana memulai keberangkatan pagi itu saya tunda karena kondisi rumah yang masih berantakan dan saya masih mengantuk, sementara saya belum mempersiapkan segala perlengkapan yang akan saya bawa. Saya mulai mengemasi barang bawaan saya, sambil merapikan  barang-barang yang berantakan di rumah. Setelah semua beres, sekitar pukul 11:00 saya keluar rumah sebentar untuk membeli premium cadangan sebanyak 2 jirigen (Rp42.000,-) sambil mencari makan siang.

   Tepat pukul 12:45 usai makan siang dan sholat dzuhur, saya menitipkan kunci rumah kepada salah satu tetangga (Aziz Fatoni)  dan saya memulai perjalanan menuju Pekanbaru via Simpang Batang (Kab.Rokan Hilir). Sempat berhenti beberapa kali di awal perjalanan untuk mengatur posisi barang bawaan saya yang sebanyak empat tas tersebut. Setelah mendapatkan posisi barang bawaan yang pas dan tidak mengganggu posisi duduk, saya langsung melaju tanpa berhenti melewati kota Duri dan Minas.
Monumen Pompa Angguk
     Sebelum memasuki kota Minas (Kab.Siak), fuel indicator mulai berkedap kedip yang menandakan isi bahan bakar dalam tanki hampir habis. Pukul 16:00 saya berhenti di Monumen Pompa Angguk untuk mengisi penuh tanki dangan premium cadangan sambil istirahat sejenak. Selanjutnya saya menuju ke Masjid Al-Fatah yang berada di area camp PT. CPI (Chevron Pasific Indonesia) untuk sholat ashar di sana.
Masjid Al-Fatah, Minas
Jembatan Siak III
     Seusai sholat saya kembali melanjutkan perjalanan. Pukul 17:25 saya sudah sampai di Jembatan Siak III dan memasuki pusat kota Pekanbaru. Memasuki Jl.Jend Sudirman saya singgah sebentar di sebuah toko kamera (Asia Baru Photo) untuk memebeli sebuah kamera yang nantinya saya pergunakan untuk dokumentasi selama perjalanan. Setelah mendapatkan kamera yang saya inginkan (Nikon S3300), saya kembali melanjutkan perjalanan menyusuri Jl.Hang Tuah untuk menuju ke jalan lintas timur. 
mendung menyelimuti kota Pekanbaru
     Ternyata mendung hitam mulai menyelimuti kota Pekanbaru. Sempat salah jalan saat melewati sebuah pertigaan karena tidak ada petunjuk arah dan bisa kembali ke arah yang benar setelah bertanya kepada warga setempat. Menjelang waktu magrib, hujan mulai turun cukup deras dan memaksa saya untuk berteduh di halaman sebuah toko. Di tempat tersebut saya berjumpa dengan anak dari Malang yang sedang berjualan bakso. Sempat saling bercerita dan saya memesan seporsi bakso untuk sedikit menghangatkan tubuh saya yang basah. Setelah hujan tidak begitu deras lagi dan mendapatkan do'a dukungan dari penjual bakso tadi, saya melanjutkan perjalanan sambil mencari masjid untuk sholat magrib.
berteduh saat hujan deras
     Saya singgah di sebuah masjid tak jauh dari tempat saya berteduh dan sholat di masjid tersebut Usai sholat saya sempat berbincang dengan salah seorang bapak-bapak jama'ah masjid tersebut. Awalnya bapak tersebut memberikan teguran terhadap perjalanan jauh saya ini, akhirnya beliau memberikan do'a dan dan sedikit petunjuk mengenai kondisi jalur yang akan saya lewati. Setelah berpamitan saya kembali melanjutkan perjalanan dengan kondisi cuaca yang masih hujan. Jalanan yang saya lalui cukup gelap karena tidak adanya penerangan jalan dan jarak antar rumah warga saling berjauhan sehingga cukup susah untuk menghindari jalan yang berlubang. Akhirnya di perjalanan saya menemui rombongan beberapa mobil dan saya coba untuk mengikutinya dari belakang sambil mewaspadai jika ada lubang di depan.
memasuki gerbang Pemda Pelalawan, kota Pangkalan Kerinci
     Memasuki kota Pangkalan Kerinci, ibukota kabupaten Pelalawan ternyata di sana tidak turun hujan. Pukul 22:30 saya berhenti di sebuah SPBUuntuk mengemasi jas hujan dan istirahat sebentar. Selanjutnya saya melanjutkan perjalanan menyusuri jalan Pemda Pelalawan yang gelap dan akhirnya menjumpai jalan utama lintas timur Riau - Jambi. Setelah melewati jembatan Sungai Kampar suasana jalanan sangat sepi meski saat itu adalah malam minggu. Sepanjang kanan dan kiri jalan hanyalah hutan dan perkebunan, hanya tampak dari kejauhan cahaya lampu pabrik pengolahan kayu PT. RAPP (Riau Andalan Pulp & Paper). Sempat lepas ikatan tas bawaan saat tidak sengaja melewati lubang jalan yang besar, sehingga motorpun sempat melompat dan jas hujan tercecer di jalan. Setelah merapikan kembali barang bawaan saya kembali melanjutkan perjalanan dan mengikuti rombongan mobil yang melintas sebagai panduan kondisi jalan.
jembatan Sungai Kampar
mencoba mengikuti sebuah mobil di jalan gelap
memasuki kota Sorek
     Memasuki kota Sorek yang masih berada di wilayah Kab.Pelalawan, hujan mulai turun lumayan deras. Pukul 21:45, saya singgah dan berteduh di sebuah SPBU sekalian sholat isya' dan istirahat sejenak sambil makan makanan ringan yang sengaja saya bawa. Karena hujan tidak juga reda, akhirnya saya putuskan untuk bermalam di SPBU tersebut dan akan melanjutkan perjalanan minggu pagi.
   
#BERSAMBUNG

Tidak ada komentar:

Posting Komentar