Perjalanan Dumai – Rantau Prapat merupakan petualangan pertama saya ke daerah Sumatera Utara dan merupakan solo riding kedua tahun 2011 setelah sebelumnya solo riding ke Bagan Siapiapi pada bulan maret. Perjalanan ini hanya sekedar untuk refreshing setelah beberapa minggu disibukkan oleh pekerjaan, dengan mengambil rute yang belum pernah saya lalui.
Bagan Siapiapi Maret 2011 |
Rencana ke daerah Sumatera Utara bermula pada jum’at sore, 11 November 2011. Saat berkumpul bersama rekan kerja di ruang istirahat, tanpa sengaja saya melontarkan keinginan untuk melakukan perjalanan ke Sumatera Utara. Lalu seorang kawan saya, bernama Habibie menyarankan saya untuk naik bus bersama atasannya yang akan pergi ke Medan. Namun saya menolak sarannya karena saya ingin berkendara dengan sepeda motor, sementara saya hanya punya satu hari libur saja.
Malam harinya saya lang
sung mempersiapkan segala sesuatu yang dibutuhkan untuk petualangan hari sabtu. Mulai dari memeriksa kondisi sepeda motor, mempersiapkan peralatan bongkar pasang, jas hujan, makanan ringan dan minuman, serta mempelajari jalur dan kondisi daerah yang akan dilewati, melalui peta dan searching di internet.
sung mempersiapkan segala sesuatu yang dibutuhkan untuk petualangan hari sabtu. Mulai dari memeriksa kondisi sepeda motor, mempersiapkan peralatan bongkar pasang, jas hujan, makanan ringan dan minuman, serta mempelajari jalur dan kondisi daerah yang akan dilewati, melalui peta dan searching di internet.
persiapan sebelum berangkat |
Sekitar pukul 8 pagi (12/11), saya start berangkat dari rumah dengan segala peralatan yang telah disiapkan. Memasuki daerah bukit timah, terpaksa mengurangi laju sepeda motor karena jalan berdebu yang sedang diperbaiki dan belum dilapis aspal. Setelah melewati sekitar 2 km perbaikan jalan akhirnya kembali menemui jalan mulus dan menambah laju kendaraan hingga perbatasan Dumai – Rokan Hilir.
tugu memasuki kabupaten Rohan Hilir
|
Memasuki daerah RoHil hingga Simpang Batang, kondisi jalan relatif lurus dan mulus dengan lubang-lubang kecil yang dapat menghentakkan kendaraan. Kanan kiri jalan yang ditemui hanyalah hampara kebun kelapa sawit dan rumah panggung penduduk yang dibangun di atas rawa. Pukul 09.15, berhenti sebentar di SPBU daerah Tanah Putih untuk mengisi premium dan meluruskan otot kaki. Sekitar 15 menit lanjut perjalanan, akhirnya melewati jembatan sungai Rokan dan menemui pertigaan kota Ujung Tanjung.
pertigaan Ujung Tanjung |
memasuki Provinsi Sumatera Utara |
Jalan yang saya lalui cukup mulus hanya beberapa kilometer saja yang kurang rata sesaat setelah melewati perbatasan. Sepanjang perjalanan yang saya temui si kanan kiri jalan hanyalah hamparan hijau perkebunan kelapa sawit yang seakan tak ada batasnya hingga memasuki Kota Pinang, ibukota Kabupaten Labuhan Batu Selatan. Cukup padat lalu lintas di Kota Pinang karena kota ini menjadi penghubung jalur lintas timur dengan kota Padang Sidempuan di lintas barat. Perkebunan karet mulai saya temui setelah keluar dari Kota Pinang.
gapura perbatasan Kab.Labuhan Batu dengan Kab.Labuhan Batu Selatan |
Setelah 45 menit perjalanan dari Kota Pinang dan melewati Aek Nabara (Buluh Hulu), akhirnya sampai di Rantau Prapat, ibukota Kabupaten Labuhan Batu pukul satu siang. Sebelum memasuki pusat kota, saya istirahat sejenak di sebuah masjid untuk ibadah sholat dzuhur. Tidak ada tujuan khusus sesampainya di kota ini. Sesuatu yang khas Sumatera Utara saya temui di sini mulai dari bentuk bangunan dan bahasa yang digunakan masyarakatnya. Di kota ini terdapat stasiun kereta api yang merupakan stasiun paling selatan dari Daerah Operasi Medan PT.KAI. Setelah berkeliling ke segala penjuru kota akhirnya saya putuskan untuk kembali ke Dumai pada pukul dua.
gapura memasuki kota Rantau Prapat
|
Jalan pulang yang saya lalui sama dengan yang saya lalui saat berangkat. Setelah sampai di kota Pinang saya putuskan untuk istirahat sejenak, isi premium dan makan di sebuah kedai pinggir jalan. Perjalanan saya lanjutkan hingga sampai di perbatasan Provinsi Riau pukul 16.30. Memasuki kabupaten Rokan Hilir, saya istirahat sebentar di depan kampus IPDN Rokan Hilir sambil memphoto motor sya. Dalam hati, saya kira IPDN hanya ada di Jatinangor Jawa Barat.
IPDN kampus Rokan Hilir |
Karena hari semakin gelap saya putuskan untuk segera melanjutkan perjalanan. Setelah melewati jembatan Sungai Rokan kondisi jalan sangat gelap dan hanya mengandalkan lampu dari motor yang saya kendarai. Pandangan pun juga terganggu oleh serangga yang beterbangan sepanjang jalan. Sesampainya di SPBU Tanah Putih pukul 18.45, saya istirahat sejenak sambil isi premium dan sholat magribh.
jembatan Sungai Rokan |
Perjalanan pulang ke Dumai pun saya lanjutkan dengan segera mengingat perjalanan masih jauh. Jalan yang lurus dan mulus membuat saya terlena untuk menambah laju kendaraan. Tanpa tersadari banyak lubang kecil yang tersamarkan gelapnya jalan. Tidak sengaja motor saya terhentak saat melalui lubang kecil dan plat nomor belakang lepas tercecer di jalan yang gelap, memaksa saya untuk kembali menyusuri jhalan untuk mencarinya.
Setelah menemukannya, saya putuskan untuk mengurangi laju motor dan lebih waspada. Akhirnya sekitar pukul delapan malam saya sampai di rumah dengan selamat.
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusmantap salam kenal mas
BalasHapussalam kenal juga mas..
Hapus